Panduan Menulis – Apa yang Anda ketahui bila mendengar istilah feature? Bagi orang yang bergelut di dunia jurnalistik, pasti sudah akrab dengan istilah feature. Tapi bagaimana dengan mereka yang awam? Nah, pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai apa itu feature sampai bagaimana panduan menulis feature yang baik dan benar.
Apa Itu Feature?
Sebagaimana yang dilansir dari situs Academic Indonesia, feature merupakan suatu jenis tulisan yang di dalamnya menyampaikan fakta secara menarik, ringan dan menonjolkan dari segi fungsi.
[su_quote cite=”Tukang Ketik”]Dalam menulis feature penulis tidak terikat dengan aturan 5W + 1 H. Sehingga feature bisa dibaca kapan saja tanpa terikat oleh aktualitas tulisan.[/su_quote]
Secara garis besar, menulis dengan teknik feature hampir sama dengan menulis cerpen. Di dalamnya mengandung sebuah fakta dan opini. Selain itu, cerita dalam feature menceritakan peristiwa yang dibumbui dengan drama/alur. Salah satu contoh penulisan feature yang bisa dijadikan inspirasi adalah buku Seandainya Saya Wartawan Tempo.
Mengapa buku itu sangat patut untuk dijadikan sebuah referensi? Hal itu dikarenakan si penulis adalah wartawan senior dan juga pendiri majalah Tempo. Tentu isi bukunya sangat menarik dan menyimpan nilai-nilai khas penulisan feature.
Prinsip Penulisan Feature
Feature merupakan karya tulis yang terkadang bersifat subjektif dalam memberikan informasi. Subjektifitasnya bisa dari sisi kejadian, keadaan dan juga aspek rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Feature ditulis bertujuan untuk memberikan rasa senang kepada pembaca akan informasi yang dibutuhkan.
Beberapa prinsip penulisan feature sebagai berikut.
Faktual
Menulis feature harus dilakukan secara faktual. Feature tidak ditulis berdasarkan khayalan, rekaan, atau hal-hal yang tidak nyata. Seseorang yang menulis feature tidak akan membohongi pembacanya meskipun hanya sedikit yang dituliskan. Penulisan harus dilakukan secara real sesuai dengan kejadian yang terjadi.
Keterlibatan Emosional
Menerlibatkan emosional sangat dibutuhkan dalam menulis sebuah feature. Disini Anda bisa melibatkan emosi dan pikiran pribadi untuk menulis sebuah cerita. Hal ini dilakukan supaya pembaca dapat tersentuh hatinya karena penambahan aspek emosional di dalamnya.
Berkisah
Prinsip yang selanjutnya yaitu berkisah. Untuk menulis sebuah feature, memang harus ditulis berdasarkan fakta. Akan tetapi, disini juga perlu menambahkan teknik mengisahkan sebuah fakta. Dengan begitu, hasil yang didapatkan akan lebih menarik untuk dibaca.
Feature juga disebut sebagai jurnalisme tutur dan jurnalisme naratif. Artinya, seorang penulis feature memiliki keahlian dalam bertutur, baik secara lisan maupun tulisan. Hal itulah yang membedakan antara berita dengan feature.
Akurat
Penulisan feature juga harus ditulis secara akurat. Jangan sampai pembaca akan kecewa bila feature yang dipublikasikan kurang akurat. Ketidakakuratan dalam menulis sebuah berita dapat mengakibatkan hal-hal yang fatal. Apalagi jika berita tersebut sudah tersebar di berbagai media sosial.
Biasanya ketidakakuratan dalam menulis feature disebabkan oleh kelalaian yang tidak disengaja. Bisa jadi penulis tidak mengecek kembali tulisannya sebelum dipublikasikan. Sehingga mereka baru menyadarinya ketika mendapatkan kritik dari orang lain.
Beberapa data yang harus ditulis secara akurat seperti nama, tempat kejadian, umur, angka-angka, istilah yang mudah dimengerti, dan hal lain yang identitasnya tidak bisa diubah.
[su_quote cite=”Tukang Ketik”]Meski feature mengizinkan penulis memasukkan unsur subjektivitas, feature tetap harus ditulis seakurat mungkin tanpa ada unsur menaipulatif.[/su_quote]
Struktur Tulisan Feature
Beberapa struktur tulisan feature adalah sebagai berikut.
- Judul
Judul meerupakan bagian paling penting dalam menulis sebuah berita. Judul harus dibuat semenarik mungkin sesuai fakta yang ada. Silahkan baca teknik menulis judul dan pasti dibaca.
- Lead
Lead terletak di bagian atas tulisan dan merupakan pembuka suatu berita. Baca jenis-jenis lead feature agar tulisan Anda lebih menarik.
- Isi
Isi merupakan suatu intisari dari berita yang dibuat. Berarti inti dari suatu kejadian yang telah terjadi.
- Penutup
Penutup terdapat pada bagian akhir yang di dalamnya bisa berisi kesimpulan dari kejadian. Baca juga jenis-jenis penutup feature untuk menyempurnakan tulisan Anda.
Proses Menulis Feature
Ada proses atau langkah-langkah yang mesti dilakukan agar feature yang Anda tulis baik dan benar. Beberapa prosesnya sebagai berikut.
- Menemukan ide
- Penelitian, perencanaan dan latar belakang
- Pekerjaan lapangan
- Pengaturan materi
- Penulisan
- Menulis ulang, mengedit dan membacanya kembali dari awal (proofreading).
Untuk memilih ide dan sudut pandang dapat Anda lakukan dengan cara seperti berikut.
- Gunakan imajinasi dan mencari inspirasi dari orang lain.
- Perhatikan suatu hal yang unik untuk mengamati persoalan.
Baca tips menemukan ide menulis agar Anda lebih mudah dalam menulis sebuah feature yang berkualitas.
Panduan Menulis Feature
Langkah-langkah menulis feature yaitu sebagai berikut:
Membuat Outline
Langkah pertama yang harus Anda lakukan ialah membuat Outline, yaitu dengan cara membuat pembuka, isi dan penutup. Memperhatikan outline sangatlah penting, agar hasil tulisan yang dihasilkan lebih sistematis. Dengan begitu pembaca akan lebih terkesan membaca feature Anda.
Untuk membuat tulisan, Anda harus menentukan bagian awal terlebih dahulu untuk diceritakan. Anda harus memiliki gambaran terlebih dahulu berita apa yang akan dibuat nantinya. Tulisan yang dibuat harus runtut mulai dari sebab ke akibat, khusus ke umum dan sebaliknya.
Menulis Lead
Lead menjadi salah satu bagian paling penting dalam menulis feature. Lead inilah yang menjadi penentu tulisan Anda dibaca sampai akhir atau tidak. Agar lebih mudah dalam merangkai lead, pahami jenis-jenis lead sebagai berikut.
Lead Ringkasan
Lead ringkasan sering digunakan bila penulis memiliki persoalan yang kuat dan menarik, yang akan laku dengan sendirinya. Karena lead ringkasan sangat mudah, banyak penulis feature yang langsung memilihnya bila dikejar deadline.
Lead Bercerita
Lead bercerita berusaha membuat suasana pembaca menjadi tokoh utama. Biasanya penulis akan membuat pembaca menjadi tokoh utama dalam cerita tersebut. Lead ini sangat cocok untuk feature yang bersifat petualangan.
Lead Deskriptif
Lead deskriptif mengajak pembaca menciptakan gambaran dalam pikiran tentang suatu tokoh atau tempat kejadian. Lead ini sangat cocok untuk feature yang mengulas perjalanan unik dan mengesankan.
Lead Kutipan
Lead kutipan memuat sejumlah pernyataan, kalimat, nasehat atau jenis kutipan lain yang bisa menarik pembaca. Kutipan yang dalam dan ringkas biasanya diambil dari tokoh terkenal yang sesuai dengan konten feature.
Lead Bertanya
Lead bertanya memberikan kesempatan kepada pembaca untuk menanyakan hal-hal yang diperlukan.
Lead Menuding Langsung
Lead menuding menunjukan siapa tokoh yang ada di dalam berita tersebut secara langsung.
Lead Menggoda
Lead menggoda umumnya lebih pendek dan ringan. Lead ini digunakan untuk menciptakan teka-teki. Penulis hanya memberikan sedikit tanda-tanda bagaimana cerita selanjutnya.
Menulis Isi
Apabila Lead sudah ditentukan, langkah selanjutnya adalah menulis isi. Disini Anda hanya melanjutkan alur cerita yang sudah ditulis dibagian lead. Informasi yang terdapat dalam feature harus ditulis secara rinci dan sesuai dengan fakta yang terjadi, alias tidak dibuat-buat.
Dalam menulis isi, gunakan alinea pendek. Paragraf yang panjang hanya membuat pembaca segan membaca. Potonglah alinea yang terlihat terlalu panjang. Tulislah dengan singkat, sederhana dan mudah dipahami.
Penutup
Langkah terakhir yang harus Anda lakukan adalah menulis penutup. Isi penutup bisa dilakukan dengan merangkum seluruh tulisan dari pembuka hingga akhir. Namun sebetulnya ada beberapa jenis penutup feature yang bisa Anda gunakan. Berikut jenis dan contohnya:
Penutup Ringkasan : Sifatnya meringkas kembali cerita-cerita yang lepas untuk mengacu kembali ke lead.
Penutup Penyengat : Penutup yang membuat pembaca kaget karena sama sekali tak dapat di duga.
Penutup Klimaks : Penutup klimaks dipilih karena cerita yang disusun sudah kronologis. Jadi, penyelesaiannya jelas.
Penutup Tanpa Penyelesaian: Cerita berakhir dengan mengambang. Penutup model ini merupakan taktik penulis agar pembaca mengambil kesimpulan sendiri. Tapi bisa juga cerita yang ditulis memang menggantung, masih ada kelanjutannya, tetapi tidak pasti kapan.
Contoh Feature
Untuk menutup materi panduan menulis feature, saya berikan salah satu feature yang diterbitkan situs Tempo.co. Feature ini sangat bagus dan ditulis dengan bahasa yang renyah dan mudah dipahami. Ini kontennya juga sangat menarik serta mampu memberikan kesan yang melekat pada pembaca. Silahan baca Dari Bau-Bau Mencari Sembuh.
Kesimpulan
Itulah beberapa informasi mengenai panduan menulis feature. Semoga dengan adanya panduan ini bisa menjadi pembelajaran bagi teman-teman semuanya. Dengan menerapkan beberapa cara di atas, saya yakin Anda bisa membuatnya dengan baik dan benar.
Leave a Reply